Kelompok 5 Pendidikan
Implikasi Tahapan Perkembangan dengan Pendidikan
Implikasi Tahapan Perkembangan dengan Pendidikan
I.
Masa Kanak-Kanak Awal (prasekolah)
·
Dimulai dari umur 2-6 tahun
·
Banyak bereksplorasi, dimana adanya
proses meniru oranglain
·
Masa bermain
·
Perkembangan Kognitifnya berada di tahap
Praoperasional
·
Perkembangan Moral berada di tahap
Prakonvensional
Tahap 1 : Orientasi Hukuman (2-4 tahun)
Tahap 2 :
Orientasi Ganjaran (4-6 tahun)
·
Pemikirannya bersifat egosentris
Implikasinya :
Menurut Frank dan Teresa Caplan ada
16 manfaat bermain, yaitu membantu pertumbuhan dan perkembangan, merupakan
kegiatan yang disukai, menawarkan kepada anak kebebasan untuk bertindak
mandiri, memberikan dunia imaginer untuk anak, memberikan berbagai petualangan,
memberikan kesempatan untuk mengembangkan bahasa, merupakan kekuatan untuk hubungan
antar pribadi, kesempatan untuk menguasai keterampilan fisik diri sendiri,
mengembangkan minat dan konsentrasi, merupakan cara anak memeriksa dunia
materi, belajar berperan sebagai orang dewasa, merupakan sarana belajar yang
dinamik, mempertajam pertimbangan, bermain dapat distrukturkan secara akademik,
bermain dapat memberikan gairah hidup, dan mengandung unsur esensial untuk
mempertahankan kehidupan umat manusia.
Dalam mengatur strategi untuk proses
pendidikan anak pada tahap ini, perlu diatur sebuah jadwal yang nantinya akan
menjadi sebuah kebiasaan karena adanya rasa aman dari proses kegiatan yang
dijadwalkan tersebut.
Ada
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan :
1. Kegiatan
belajar di tempat terbuka
Proses
pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di dalam ruangan, kadang di tempat
terbuka merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan pada tahap ini. Kegiatan
ini umumnya membantu melatih gerakan-gerakan otot-otot besar maupun halus.
Memanjat, melempar, menendang, meloncat, lari merupakan kegiatan-kegiatan yang
melatih otot-otot besar. Selain itu, kegiatan ini juga membantu dalam
mengembangkan kemampuan kognitif, sosial maupun emosional. Kegiatan ini
hendaknya perlu pengawasan dari orang dewasa.
2. Kegiatan
Seni dan Kreativitas
Menurut
Eisner, setiap orang mempunyai kemampuan untuk kreatif, meskipun pada tingkat
yang berbeda. Lowenfeld dan Brittain, menyatakan bahwa orang yang kreatif
adalah orang-orang yang memiliki motivasi, ingin tahu dan juga imaginasi. Kegiatan
seni dapat berupa kegiatan menggambar, seni tiga dimensi seperti kolase sampai
patung, membentuk bangunan yang menggunakan pasir, dan balok-balok kayu.
Berbagai
manfaat daapat dicapai melalui kegiatan seni, seperti
§ Seni
melatih ekspresi diri
§ Seni
melatih keterampilan persepsual-motorik (koordinasi mata dan tangan)
§ Seni
meningkatkan perkembangan kognisi (memahami, mengorganisasi, menggunakan
konsep)
§ Seni
meningkatkan perkembangan sosial-emosional
3. Kegiatan
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
Contoh
kegiatan Ilmu sosial
·
Memahami diri sendiri dan orang lain
(secara psikologik maupun fisik)
·
Identifikasi jenis kelamin
·
Memelihara diri (kebersihan, kerapihan)
·
Mengenal keluarga dan hubungan keluarga
·
Mengenal
masyarakat dengan berbagai unsur kehidupannya
Contoh
kegiatan Ilmu Alam
·
Belajar mengenal iklim dan musim
·
Belajar mengenal kehidupan tanaman
(melakukan pengamatan dengan berkebun)
·
Belajar mengenal kehidupan binatang
4. Kegiatan
Bahasa
·
Suasana kelas hendaknya santai dan
merangsang anak untuk bebas berbicara dengan tiap orang
·
Guru menghargai setiap anak dan memberi
kesempatan untuk berbicara
·
Guru memanfaatkan setiap kesempatan
untuk memperluas pembendaharaan kata, meningkatkan kemampuan merumuskan kalimat
dan mendeskripsikan kedian secara beruntun
·
Guru memberi petunjuk yang jelas,
ataupun memberi masukan ketika ana-anak menggunakan kata yang keliru
·
Guru ikut berpartisipasi dalam kegiatan
anak
5. Kegiatan
Bernyanyi
·
Memilih lagu yang sesuai
·
Memilih lagu yang isinya memiliki sebuah
“pesan” untuk pembelajaran anak
6. Kegiatan
Wisata
·
Melihat binatang, tumbuhan
·
Melihat tempat kerja, mesin-mesin
peralatan, museum dll
7. Kegiatan
Drama
Berfungsi
untuk mengembangkan kognitif, fisik, kreativitas, sosialisasi dan emosi.
II.
Masa Kanak-Kanak Akhir (tingkat SD)
·
Sejak umur 6 tahun-matang secara seksual
·
Pengaruh dari teman sebaya mulai dominan
·
Perkembangan kognitif berada di tahap
Operasional Konkrit
1. Mampu
berpikir logis tentang objek dan kejadian, mampu mengklarifikasi objek
·
Perkembangan moral berada di tahap
Konvensional
Tahap 3 : Orientasi “good boy/girl”
Tahap 4 : Orientasi otoritas
·
Perkembangan psikososial berada di tahap
Industry vs Inferiority
Implikasinya :
Ciri pada masa kelas-kelas
rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1. Adanya korelasi
positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2. Sikap tunduk
kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3. Adanya
kecenderungan memuji diri sendiri.
4. Membandingkan
dirinya dengan anak yang lain.
5. Apabila tidak
dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6. Pada masa ini
(terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa
mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
7. Hal-hal yang
bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang yang abstrak.
8. Kehidupan adalah
bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah sesuai yang dibutuhkan dan dianggap
serius. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan bermain
dengan bekerja
9. Kemampuan
mengingat (memory) dan berbahasa berkembang sangat cepat dan mengagumkan.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13
tahun) :
1. Minat terhadap
kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2. Sangat
realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3. Menjelang akhir
masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai
mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4. Sampai usia 11
tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas
dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi
tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5. Pada masa ini
anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi
sekolahnya.
6. Gemar membentuk
kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat
lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat
peraturan sendiri.
Usia 9-12 tahun memiliki ciri perkembangan sikap individualis
sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat.
Pada tahapan ini anak/siswa berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya
dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa
bimbingan, anak akan cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk
itulah sekolah memiliki tanggung jawab untuk menanggulanginya.
Yang dapat
dilakukan:
v Beberapa ide
agar anak-anak yang cenderung visual (belajar melalui
penglihatan) dapat belajar dengan lebih baik :
1.
Pilihkan buku dengan gambar yang berwarna-warni, namun
bukan buku komik.
2.
Menonton video dan melihat foto.
3.
Membuat kliping dari majalah bekas.
4.
Mewarnai, menggambar dan membuat kolase.
5.
Menghias : ajak anak anda memilih hiasan rumah, kebun,
hadiah atau hiasan apa saja.
6.
Gunakan flash card untuk belajar
warna, bentuk, pola, huruf dan angka.
v Beberapa ide
agar anak-anak yang cenderung auditorial (belajar
melalui pendengaran) dapat belajar dengan lebih baik
1.
Mendengarkan musik. Cari tahu musik apa yang mereka
sukai dan gunakan musik untuk mengatur suasana hati mereka sebelum, saat (sebagai
latar belakang) dan sesudah (sebagai hadiah/reward) belajar.
2.
Masukkan musik ke dalam topik yang sedang dipelajari,
misalnya irama tertentu untuk mengingat suatu pelajaran. Mereka akan lebih
cepat menyerap pelajaran tersebut.
3.
Bicaralah dengan nada tenang dan teratur. Anak-anak
auditorial membedakan guru mereka dari nada dan tinggi rendahnya suara para
guru.
4.
Berceritalah dalam mengajarkan sesuatu dan gunakan
nada yang berbeda untuk menekankan topik tersebut.
v Beberapa ide
agar anak-anak yang cenderung kinestetik (belajar
melalui gerakan)dapat belajar dengan lebih baik:
1.
Menari : gunakan lagu dengan irama yang menyenangkan.
2.
Memasak : biarkan mereka berkreasi dan belajar
mengukur, menghitung, membaca sambil mengaduk sesuatu.
3.
Pekerjaan tangan (art & craft) : menggunting,
menempel, menggambar, finger painting, membuat sesuatu dengan ’play dough’.
4.
Gunakan metode ’hands-on’ dimana anak harus mecoba
melakukan sesuatu sendiri dan bukan hanya menyaksikan demo.
5.
Belajar melalui eksperimen:
Anak
Sekolah dasar senang mengeksplorasi setiap hal yang ada disekitarnya. Maka dari
itu cara efektif bagi anak umur 6-12 tahun yaitu bereksperimen/bereksplorasi.
Contoh: Anak diajarkan cara mencampurkan warna,misal
warna hitam dicampurkan ke dalam warna putih menjadi abu-abu. Manfaat cara
belajar melalui eksperimen ini agar belajar menikmati proses sehingga
kreativitas dan rasa ingin tahunya lebih berkembang
6.
Menggunakan metode mengajar secara
kontekstual
Ini
sebuah pembelajaran yang terdiri dari beberapa kegiatan bertanya, inkuiri,
pemodelan, refleksi serta penilaian.
Metode
ini bermanfaat agar anak mampu berfikir kreatif dengan membangun sendiri materi
yang akan mereka dapatkan
7.
Menggunakan metode collaborative
learning
Belajar
kolaboratif merupakan kegitan kelompok yang bekerja sama untuk memecahkan
masalah dan mencapai tujuan bersama. Biasanya anak berumur 6-12 tahun lebih
senang untuk melakukan tugas atupun bermain secara bersama-sama oleh teman
sebayanya. Karena itu metode ini sangat membantu agar pembelajaran mereka
tepat.
8. Memberikan contoh nyataCara belajar efektif
untuk anak sd kelas 1 Dan 2 yaitu dengan
meniru. Anak akan melakukan pengamatan pada sesuatu yang menarik. Lalu
mereka mulai belajar menirukan apa yg telah dilihatnya.
III.
Masa Remaja (tingkat SMP & SMA)
·
Usia 11/12 tahun – 18/24 tahun
·
Perkembanga Fisik mengarah kebentuk
badan orang dewasa
·
Perkembangan Seksual : mulai aktifnya
hormon seksual (menarche dan polutia)
·
Perkembangan Heteroseksual, yaitu sudah
mulai tertarik dengan lawan jenis
·
Perkembangan Emosional : emosi tidak
stabil, berubah-ubah dan cenderung meledak-ledak ketika marah
·
Perkembangan Kognitif berada di tahap
Operasional Formal
Mampu berpikir logis, menaruh
perhatian tentang masa depan, konsep ideologis, dan membuat hipotesis
·
Pola pikir cenderung egosentris
·
Perkembangan psikososial berada di tahap
pencarian identitas diri yaitu Identity vs Role Confussion
·
Perkembangan Moral, biasanya berada di
tingkat Konvensional, namun sebagian berada ditingkat Postkonvensional
Tahap 5 : Orientasi Kontrak Sosial
Tahap 6 : Orientasi Asas Etis
Implikasinya :
Cara
belajar yang baik untuk anak SMP & SMA bisa dengan cara :
1.
Belajar
Kelompok
Sekarang ini anak
anak remaja lebih suka menghabiskan waktu bersama dengan teman temannya.
Kebanyakan juga anak sekolah lebih suka mengerjakan tugas atau sesuatu bersama
sama dengan teman teman. Cara ini terhitung efektif karena dengan ini setiap
dari mereka pasti akan saling bertukar informasi dan dapat menyelesaikan soal
yang tingkat kesulitannya tinggi.
2.
Sebelum
belajar baca materi dan lihat garis besarnya
Membaca buku sebelum memulai pembelajaran sangatlah efektif. Karena
setiap siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran tersebut. Namun, adakala
ketika membaca materi tersebut ada hal yang tidak kita mengerti. Fungsi dari
membaca bukanlah untuk mengerti semua materi. Akan tetapi untuk memahami apa
yang sebenarnya dipelajari. Dengan meliihat Subjudul, Keterangan gambar, dan
ringkasan yang ada. dengan begitu sudah pasti akan lebih efektif cara belajar
nya.
3.
Buatlah
catatan dari bahan pelajaran
Sangat akan terbantu sekali jika setiap pembelajaran membuat ringkasan
atau catatan. hal ini akan sangat berguna sekali. dan tentu saja kamu juga
harus membaca kembali catatan yang sudah kamu buat. Nah kalo boleh, buatlah
catatan nya di buku kecil yang bisa dibawa kemana mana.
4. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui kegiatan – kegiatan yang positif.
5.
Belajar
lah Mengulangi setiap materi
Ketika kita telah membuat sebuah catatan, membaca materi sebelum masuk
kelas tapi kalo belum mempelajri ulang pelajaran itu, maka semuanya akan sia
sia. karena pelajaran tersebut belum masuk ke long term memori. sebaiknya
ketika sudah sampai dirumah, baiknya membaca kembali pelajaran yg di sekolah.
dengan begitu kamu melatih ingatan kamu tentang pelajarannya dan kamu mulai memasukkan nya kedalam long term
memori. dan ketika kamu ujian, kamu tidak akan kesulitan, karena kamu sudah
menguasai pelajaran tersebut.
6.
Menerapkana
pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individu atau kelompok
kecil.
7.
Meningkatkan
kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa
8.
Tampil
mejadi teladan yang baik bagi siswa
9.
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab
0 komentar:
Posting Komentar