Rabu, 31 Mei 2017

Psikologi Sekolah

Perbedaan Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah
Psikologi Sekolah
            Psikologi sekolah adalah bidang yang menerapkan prinsip-prinsip psikologi klinis dan psikologi pendidikan dengan diagnosa dan pengobatan anak-anak,perilaku remaja dan masalah belajar. Psikologi sekolah dapat melakukan penilaian psikologis dan memberikan bimbingan dan konseling baik untuk anak dan keluarga anak.Seringkali psikolog mengkonsultasikan hasil pengungkapannya dengan guru atau orangtua untuk membuat interpretasi. Dalam keadaan gawat ia juga memahami menggunakan hasil diagnosa yang dilakukannya.
Perhatian psikolog sekolah terhadap anak didik bersifat menyeluruh. Tujuannya adalah membantu sekolah dalam menyelesaikan berbagai masalah kesehatan mental yang dihadapi anak didik. Pelaksaan fungsi ini dilengkapi dengan sarana teknologi dan pendekatan psikologik yang lebih maju. Bahkan, psikolog sekolah juga dapat bertugas sebagai interpreter masyarakat untuk memahami sekolah dan sebagai interpreter sekolah untukk memahami hal-hal yang terjadi bila seorang anak didik terlibat urusan dengan lembaga masyarakat di luar sekolah.
            Tujuan psikologi sekolah adalah untuk menerapkan prinsip-prinsip ilmiah belajar dan perilaku untuk memperbaiki sekolah terkait masalah dan untuk memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan anak-anak disekolah-sekolah umum. Psikologi sekolah berusaha untuk menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik,sosialisasi dan emosi yang bertujuan untuk membentuk mindset anak.
            Psikolog sekolah bertugas untuk membentuk individu yang sehat mental guna tercapainya proses belajar efektif,seperti : high academic achievement, positive social skills and behaviour, healthy relationship and connectedness, tolerance and respect for others competence, self-esteem, and resiliency.
            Tiga fungsi Psikolog sekolah :
1.            Tingkat psikodiagnostik :       
-  Wawancara
- Observasi
- Tes
2.      Tingkat klinis dan konseling
3.      Tingkat industri dan organisasi

Psikologi Pendidikan
Psikologi pendidikan adalah cabang psikologi yang mengkhususkan diri pada pemahaman tentang proses belajar dan mengajar dalam lingkungan pendidikan.Psikologi pendidikan berminat pada teori belajar, metode pengajaran, motivasi, kognitif, emosional dan perkembangan moral  serta hubungan orang tua dan anak.
Psikologi pendidikan berguna dalam penerapan prinsip-prinsip belajar dalam kelas, pengembangan dan pembaruan kurikulum, ujian dan evaluasi bakat dan kemampuan, sosialisasi proses dan interaksi proses itu dengan pendayagunaan kognitif dan penyelenggaraan pendidikan keguruan. Psikolog pendidikan biasa bekerja di lingkungan sekolah, perguruan tinggi dan di lingkungan pendidikan anak, terutama bekerja dengan guru dan orang tua. Mereka dapat secara langsung bekerja dengan anak (seperti memeriksa perkembangan dan memberikan konseling) dan secara tidak langsung (dengan orang tua, guru dan profesional lainnya). Karena harus bekerja dengan manusia, psikolog pendidikan harus familiar dengan pendekatan-pendekatan tradisional tentang studi perilaku , humanistik, kognitif dan psikoanalitik. Psikolog pendidikan juga harus mengikuti perkembangan mendadak dari area manajemen kelas dan desain instruksional, pengukuran dan penggunaan gaya dan strategi belajar, penelitian dalam metakognitif, peningkatan aplikasi pendidikan jarak jauh dan perluasan dari pengembangan dan aplikasi teknologi untuk tujuan instruksional.
Psikolog pendidikan kebanyakan bekerja di fakultas-fakultas dalam lingkungan universitas atau institut keguruan atau di lembaga-lembaga penelitian (Balitbang) dan lembaga pendidikan dan latihan (Diklat). Kebanyakan bidang yang mereka kelola adalah psikologi belajar atau pengukuran dan pengembangan tes prestasi. Mereka yang mengajar di institut keguruan, biasa mengkhususkan diri pada matakuliah psikologi dasar seperti psikologi perkembangan, psikologi sosial, dan sebagainya.
Banyak psikolog pendidikan yang terjun di dunia penelitian dan pengembangan. Secara tradisional sumbangan utama mereka adalah mengenai penyusunan tes dan pengembangan metode statistik untuk menganalisis hasil tes dan data reset. Dalam hal ini, psikolog cukup canggih penguasaan metodologinya. Penelitian-penelitian lain yang banyak dipublikasikan adalah topik-topik yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tes, maupun pelaksanaan tes dan prosedur maupun pelaksanaan teknis pengetesan. Psikolog pendidikan perlu terlibat dalam perencanaan kurikulum dan prosedur mengajar-belajar yang didasari ilmu mengenai belajar dan perlu penelitian-penelitian untuk menguji efektivitas prosedur ini di dalam situasi sekolah.
 Ruang lingkup psikologi pendidikan lebih lebih luas cakupannya dibanding psikologi sekolah,ruang lingkup psikologi pendidikan terdiri atas:
-          Pengembangan kurikulum
-          Pengembangan program pendidikan
-          Sistem pembelajaran
-          Sistem evaluasi


Pendidikan anak berkebutuhan khusus

SIAPAKAH ANAK YANG MENDERITA KETIDAKMAMPUAN ITU?
Anak yang mendapatkan pendidikan dan pelayanan khusus. Ketidakmampuan (dysability) dan “cacat” (handicap) dapat digunakan namun kini kedua istilah itu dibedakan. Disability adalah keterbatasan fungsi yang membatasi kemampuan seseorang. Handicap adalah kondisi yang dinisbahkan kepada seseorang yang menderita ketidakmampuan. Ada juga istilah impairmant (kerusakan) yaitu kerusakan pada organ tubuh atau yang sering disebut kelumpuhan. Dan At risk yaitu ada peluang untung mengalami kecactan.
Anak Berkebutuhan Khusus
Anak Berkebutuhan Khusus adalah anak yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasaAnak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB-A untuk tunanetra, SLB-B untuk tunarungu, SLB-C untuk tunagrahita, SLB-D untuk tunadaksa, SLB-E untuk tunalaras dan SLB-G untuk cacat ganda.
Anak berkebutuhan khusus yang paling banyak mendapat perhatian guru menurut antara lain sebagai berikut :
·      Anak tunanetra
·      Anak tunarunguwicara
·      Tunagrahita (mental retardation)
·      Anak berkesulitan belajar (learning disabilities) 
·      Hyperactive
·      Anak tunalaras
·      Anak autistic
·      Anak tunadaksa (physical disability)
·      Anak tunaganda (multiple handicapped)
·      Anak berbakat (gifted and special talents)
·         SLB-A (Tuna Netra)
Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Berdasarkan tingkat gangguannya Tunanetra dibagi dua yaitu buta total (total blind) dan yang masih mempunyai sisa penglihatan (Low Visioan). Alat bantu untuk mobilitasnya bagi tuna netra dengan menggunakan tongkat khusus, yaitu berwarna putih dengan ada garis merah horizontal. Akibat hilang/berkurangnya fungsi indra penglihatannya maka tunanetra berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra yang lainnya seperti, perabaan, penciuman, pendengaran, dan lain sebagainya sehingga tidak sedikit penyandang tunanetra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya di bidang musik atau ilmu pengetahuan.
·         SLB-B (Tuna Rungu)
Tuna rungu adalah individu yang memiliki hambatan dalam pendengaran baik permanen maupun tidak permanen. Klasifikasi tunarungu berdasarkan tingkat gangguan pendengaran adalah:
1.     Gangguan pendengaran sangat ringan(27-40dB),
2.     Gangguan pendengaran ringan(41-55dB),
3.     Gangguan pendengaran sedang(56-70dB),
4.     Gangguan pendengaran berat(71-90dB),
5.     Gangguan pendengaran ekstrem/tuli(di atas 91dB).
Karena memiliki hambatan dalam pendengaran individu tuna rungu memiliki hambatan dalamberbicara sehingga mereka biasa disebut tunawicara. Cara berkomunikasi dengan individu menggunakan bahasa isyarat, untuk abjad jari telah dipatenkan secara internasional sedangkan untuk isyarat bahasa berbeda-beda di setiap negara. saat ini dibeberapa sekolah sedang dikembangkan komunikasi total yaitu cara berkomunikasi dengan melibatkan bahasa verbal, bahasa isyarat dan bahasa tubuh. Individu tunarungu cenderung kesulitan dalam memahami konsep dari sesuatu yang abstrak.
·         SLB-C (Tuna Graghita)
Tunagrahita adalah individu yang memiliki intelegensi yang signifikan berada dibawah rata-rata dan disertai dengan ketidakmampuan dalam adaptasi perilaku yang muncul dalam masa perkembangan. klasifikasi tunagrahita berdasarkan pada tingkatan IQ.
1.     Tunagrahita ringan (IQ : 51-70),
2.     Tunagrahita sedang (IQ : 36-51),
3.     Tunagrahita berat (IQ : 20-35),
4.     Tunagrahita sangat berat (IQ dibawah 20).
Pembelajaran bagi individu tunagrahita lebih di titik beratkan pada kemampuan bina diri dan sosialisasi.
·         SLB-D (Tuna Daksa)
Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsyamputasipolio, dan lumpuh. Tingkat gangguan pada tunadaksa adalah ringan yaitu memiliki keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik tetap masih dapat ditingkatkan melalui terapi, sedang yaitu memilki keterbatasan motorik dan mengalami gangguan koordinasi sensorik, berat yaitu memiliki keterbatasan total dalam gerakan fisik dan tidak mampu mengontrol gerakan fisik.
·         SLB-E (Tuna Laras)
Tuna laras adalah individu yang mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. individu tuna laras biasanya menunjukan prilaku menyimpang yang tidak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku disekitarnya. Tuna laras dapat disebabkan karena faktor internal dan faktor eksternal yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar.
·         SLB-G (Tuna Ganda)
            Yang disebut anak tuna ganda adalah anak yang memiliki kombinasi kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius, sehingga dia tidak hanya dapat di atasi dengan suatu program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja, melainkan harus didekati dengan variasi program pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki.



Bimbingan Dan Konseling

Pelayanan dan Bimbingan Konseling di Sekolah
l  Situasi global kompetitif – peluang kehidupan yg lebih baik – dipersiapkan SDM – pendidikan yg bermutu.
l  Pendidikan bermutu :
             - Transformasi iptek.
            - Profesionalisme & sistem manajemen tenaga kependidikan.
            - Pengembangan kemampuan peserta didik (aspek akademis, pribadi, sosial).
Bimbingan dan Konseling Sekolah
Terkait dengan program pemberian layanan bantuan kepada siswa dalam upaya mencapai perkembangan yg optimal, melalui interaksi yang sehat dengan lingkungan.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
l  Bimbingan merupakan suatu upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam mencapai perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
l  Konseling merupakan layanan utama bimbingan dalam upaya membantu individu agar mampu mengembangkan diri dan mengatasi masalah melalui hubungan tatap muka atau melalui media, baik secara perorangan maupun kelompok..
Ragam bimbingan menurut masalah
l  Bimbingan akademik.
l  Bimbingan sosial pribadi.
l  Bimbingan karir.
ü  Bimbingan Akademik
   Diarahkan  untuk membantu individu dalam menghadapi dan memecahkan masalah akademik :
   - Pengenalan kurikulum.
   - Pemilihan jurusan.
   - Cara belajar.
   - Penyelesaian tugas dan latihan.
   - Pencarian dan penggunaan sumber belajar.
ü  Bimbingan Sosial Pribadi
   Membantu siswa memecahkan masalah sosial pribadi :
   - Hubungan sesama teman.
   - Hubungan dengan guru dan staf .
   - Pemahaman sifat.
   - Penyesuaian dengan lingk pendd & masy.
   - Penyelesaian konflik.
ü  Bimbingan Karir
   Membantu individu dlm perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah karir :
   - Pemahaman terhadap jabatan, tugas kerja.
   - Pemahaman kondisi dan kemampuan diri.
   - Pemahaman kondisi lingkungan.
   - Perencanaan dan pengembangan karir.
   - Penyesuaian pekerjaan.
   - Pemecahan masalah karir yang dihadapi.
Tujuan Bimbingan
l  Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan masyarakat.
l  Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin
l  Menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan
l  Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat maupun lingkungan kerja.
l  Pemahaman, membantu siswa memahami potensi yang dimilikinya.
l  Preventif, mengantisipasi masalah dan berusaha mencegahnya.
l  Pengembangan, berupaya menciptakan lingkungan belajar yang kondusif.
l  Perbaikan (penyembuhan), membantu siswa yang telah memiliki masalah.
l  Penyaluran, membantu siswa memilih kegiatan pemantapan penguasaan karir.
l  Adaptasi, memilih metode pendidikan sesuai dengan kemampuan individu.
l  Penyesuaian, membantu siswa menyesuaikan diri dengan program pendidikan
Prinsip-prinsip Bimbingan
l  Bimbingan diperuntukkan bagi semua individu baik bermasalah maupun tidak,
l  Bimbingan bersifat individualisasi yang memandang setiap individu itu unik,
l  Bimbingan menekankan hal yang positif yang membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri,
l  Bimbingan merupakan usaha bersama dimana konselor, guru-guru dan kepala sekolah saling bekerjasama,
l  Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan,
l  Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan dimana bimbingan tidak hanya dapat berlangsung di sekolah.
Jenis Layanan Bimbingan
l  Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya sbg usaha utk mengetahui diri individu seluas-luasnya & latar belakang lingkungannya.
l  Penyajian informasi yang menyajikan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu.  Orientasi/Orientation (Cara belajar, ergaulan., Artikulasi (Articulation – khusus untuk calon siswa), dll.  
l  Konseling merupakan layanan terpenting dalam program bimbingan yang memfasilitasi individu memperoleh bantuan pribadi secara langsung.
l  Penempatan (Placement) dan  Tindak lanjut (Follow-up – khusus untuk alumni): pilihan kegiatan ekstrakurikuler, pilihan program studi, pilihan sekolah lanjutan, tindak lanjut., dll.
l  Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya sbg usaha utk mengetahui diri individu seluas-luasnya & latar belakang lingkungannya.
l  Penyajian informasi yang menyajikan informasi mengenai berbagai aspek kehidupan yang diperlukan individu.  Orientasi/Orientation (Cara belajar, ergaulan., Artikulasi (Articulation – khusus untuk calon siswa), dll.  
l  Konseling merupakan layanan terpenting dalam program bimbingan yang memfasilitasi individu memperoleh bantuan pribadi secara langsung.
l  Penempatan (Placement) dan  Tindak lanjut (Follow-up – khusus untuk alumni): pilihan kegiatan ekstrakurikuler, pilihan program studi, pilihan sekolah lanjutan, tindak lanjut., dll.
Asas Bimbingan dan Konseling
l  rahasia,
l   sukarela,
l  terbuka,
l  kegiatan,
l  mandiri,
l  kini,
l  dinamis,
l  terpadu,
l  harmonis,
l  ahli (menggunakan kaidah-kaidah profesional),
l  ahli tangani kasus (memberikan kepada yang lebih ahli),
l  tut wuri handayani (mengayomi).
Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif
Muro dan Kottman (1995) mengemukakan bahwa struktur program bimbingan dan konseling komprehensif diklasifikasikan ke dalam empat jenis layanan:
  1.  Layanan dasar bimbingan yang diberikan melalui kegiatan kelas atau di luar kelas dalam membantu siswa mengembangkan potensi secara optimal.
  2. ayanan responsif yang diberikan kepada siswa yang memiliki masalah yang memerlukan bantuan dengan segera.

Layanan perencanaan individual yang diberikan kepada semua siswa agar dapat membuat perencanaan masa depan.
4.      Dukungan sistem yang memberikan dukungan kepada guru pembimbing dalam memperlancar penyelenggaraan ketiga program layanan di atas.
Pendekatan Bimbingan
l  Pendekatan Krisis, membantu individu yang datang sesuai dengan masalah yang dihadapinya dengan lebih menggunakan pendekatan psikoanalisa.
l  Pendekatan Remedial, membantu memperbaiki kesulitan dan kelemahan individu dengan lebih menggunakan pendekatan behavioristik.
l  Pendekatan Preventif, mengajarkan pengetahuan dan keterampilam untuk mencegah dan mengantisipasi masalah.
l  Pendekatan Perkembangan, menggunakan teknik pembelajaran, pertukaran informasi, bermain peran, tutorial, dan konseling.
Kualitas Pribadi Konselor
Karakteristik kualitas pribadi konselor:
  1. pemahaman diri (mengetahui masalah yg harus diselesaikan)
  2. kompeten,
  3. kesehatan psikologis,
  4. dapat dipercaya,
  5. jujur,
  6. kekuatan (agar klien merasa aman),
  7. bersikap hangat,
  8. active responsiveness (bersifat dinamis),
  9. sabar,
  10. kepekaan (menyadari  masalah yg tersembunyi pada klien),
  11. kesadaran holistic (memahami klien secara utuh).




 

Pandangan Pertama Template by Ipietoon Cute Blog Design