Senin, 27 Maret 2017

Perkembangan Kognitif dan Bahasa

PERKEMBANGAN KOGNITIF
Teori Piaget
            Psikolog Swiss Jean Piaget (1896-1980) tahu lebih banyak fikiran anak-anak ketimbang orang lain.
Proses Kognitif
Ø  Skema
Sebuah konsep atau kerangka yang eksis didalam fikiran seseorang yang dipakai untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi.
Ø  Asimilasi
Suatu proses mental yang terjadi ketika seorang anak memasukkan pengetahuan baru kedalam pengetahuan yang sudah ada. Asimilasi terjadi ketika orang menggabungkan informasi baru kedalam pengetahuan skematik yang sudah mereka punyai.
Ø  Akomodasi
Suatu proses mental yang terjadi ketika anak menyesuaikan diri dengan informasi baru. Terjadi ketika orang menyesuaikan skema pengetahuan mereka ke informasi baru.
Ø  Organisasi
Konsep Piaget tentang pengelompokan prilaku yang terpisah kedalam sistem kognitif yang lebih tertib dan lancar, pengelompokan atau penataan perilaku kedalam kategori-kategori. Penggunaan organisasi meningkatkan kemampuan memori jangka panjang.
Ø  Ekuilibrium
Suatu mekanisme yang dikemukakan piaget untuk menjelaskan bagaimana anak bergerak dari satu tahap pemikiran ke tahap selanjutnya. Pergeseran ini terjadi saat anak mengalami konflik kognitif atau Disepoilibrium dalam usahanya untuk memahami dunianya. Pada akhirnya, anak memecahkan konflik itu dan mendapatkan keseimbangan pemikiran.
Tahap-tahap Piagetian
1. Tahap sensori motor
      Tahap Piagetian pertama mulai dari kelahiran sampai sekitar usia 2 tahun, dimana bayi membangun pemahaman dunia dengan mengordinasikan pengalaman indrawi dan tindakan fisik. Bayi melangkah maju dari tindakan instingtual dan reflektif saat baru saja lahir ke pemikiran simbolis menjelang akhir tahap ini.
2. Tahap pra operasional
    Tahap Piagetian kedua mulai dari sekitar usia 2 tahun sampai 7 tahun, anak mulai merepresentasikan dunia dengan kata dan gambar. Kata dan gambar ini merefleksikan peningkatan pemikiran simbolis dan melampaui koneksi informasi, indrawi dan tindakan fisik. Sub tahap funsi simbolis terjadi di antara usia 2 sampai 4 tahun, berkembangnya kemampuan untuk merepresentasikan objek yang tidak hadir dan meningkatnya pemikiran simbolis : munculnya egosentrisme dan animisme. Sub tahap pemikiran intuitif dimulai sekitar usia 4 tahun dan berlangsung sampai usia 7 tahun. Pada sub tahap ini anak mulai menggunakan penalaran primitif dan ingin tahu jawaban dari semua pertanyaan. Tahap disebut sebagai intutif karena anak-anak tampaknya merasa yakin terhadap pengetahuan dan pemahaman mereka, tetapi tidak menyadari bagaimana mereka bisa mengetahui apa-apa yang ingin mereka ketahui. Tahap pra operasional ini menunjukkan karakteristik pemikiran yang disebut sentration yakni pemfokusan atau pemusatan perhatian pada satu karakteristik dengan mengabaikan karakteristik lainnya. Conservation adalah ide bahwa beberapa karakteristik dari objek itu tetap sama meski objek berubah penampilannya.
3. Tahap operasional konkret
         Tahap perkembangan kognitif Piaget ketiga, terjadi antara usia 7 sampai 11 tahun. Pada tahap ini, anak berfikir secara operasional dan penalaran logis menggantikan penalaran intuitif meski hanya dalam situasi konkret : kemampuan klasifikasi sudah ada tetapi belum bisa memahami problem abstrak. Beberapa percobaan piaget meminta anak untuk memahami hubungan antar kelas. Salah satu tugas itu disebut seriation yaitu operasi konkret yang melibatkan stimuli pengurutan berdasarkan dimensi kuantitatif, dan transitivity adalah kemampuan untuk mengkombinasikan hubungan-hubungan secara logis guna memahami kesimpulan tertentu.
4.  Tahap operasional formal
         Tahap perkembangan kognitif keempat menurut piaget yang muncul antara usia 11 hingga 15 tahun, dalam tahap ini pemikiran remaja lebih abstrak, idealistis, dan logis. Dalam tahap ini piaget mengatakan bahwa remaja dapat mengembangkan hipotesis untuk memecahkan problem dan menarik kesimpulan secara sistematis atau yang disebut dengan hypothetical-deductive reasoning.

Teori Vygotsky
            Seperti Piaget, lev Vygotsky (1896-1934) dari Rusia juga percaya bahwa anak aktif dalam menyusun pengetahuan mereka.
Asumsi Vygotsky
            Ada 3 klaim dalam inti pandangan Vygotsky :
1.   Keahlian kognitif anak dapat dipahami apabila dianalisis dan diinterpretasikan secara          developmental.
2.  Kemampuan kognitif dimediasi dengan kata, bahasa, dan bentuk diskursus, yang berfungsi sebagai alat psikologis untuk membantu dan mentransformasi aktivitas mental.
3.     Kemampuan kognitif berasal dari relasi sosial dan dipengaruhi oleh latar belakang sosiocultural.
Didalam ketiga klaim dasar ini, Vygotsky mengajukan gagasan yang unik tentang hubungan antara pembelajaran dan perkembangan. Ide unik Vygotsky salah satunya :
  • Zone of Proximal Development (JPD) adalah istilah Vygotsky untuk serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat dipelajari dengan bantuan dari orang dewasa atau anak-anak yang lebih mampu.
  • ·        Scaffolding adalah tekhnik untuk mengubah level bantuan untuk belajar. Seorang guru atau sesama murid yang lebih pandai atau mampu menyesuaikan jumlah bimbingan sesuai dengan kinerja murid.
  • Bahasa dan pemikiran, Vygotsky percaya bahwa anak-anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk komunikasi sosial, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan caranya sendiri.

Perbandingan teori Piaget dan Vygotsky



Topik
Vygotsky
Piaget
Konteks sociocultural
Penekanan kuat
Sedikit penekanan
Kontruktivisme
Kontruktivis sosial
Kontruktivis kognitif


Tahap
Tidak ada pandangan tentang tahapan umum perkembangan
Penekanan kuat pada tahapan (Sensori motor, pra operasional, operasional konkret, dan operasional formal)

Proses utama
Zone of Proximal Development, bahasa, dialog, alat dari kultur
Skema,Asimilasi,akomodasi,operasi, konservasi, klasifikasi, penalaran hipotesis-deduktif

Peran bahasa
Bahasa memainkan peranan kuat dalam membentuk pemikiran
Minimal ; kognisi terutama mengatur bahasa

Pandangan tentang pendidikan
Pendidikan memainkan peran central, membantu anak mempelajari alat-alat kultur
Pendidikan hanya memperbaiki keahlian kognitif anak yang sudah muncul


Implikasi pengajaran
Guru adalah fasilitator dan pembimbing, bukan pengatur; memberikan banyak kesempatan bagi murid untuk belajar bersama guru dan teman yang lebih ahli
Juga memandang guru sebagai fasilitator dan pembimbing, bukan pengatur; memberikan dukungan untuk anak agar mengeksplorasi dunia mereka dan menemukan pengetahuan

Kamis, 23 Maret 2017

Motivasi

Motivasi adalah proses yang memberi semangat,arah,dan kegigihan perilaku.Artinya,perilaku yang termotovasi adalah perilaku yang penuh energi,terarah dan bertahan lama.
·         Perspektif tentang motivasi
ü  Perspektif Behavioral
Menekankan imbalan dan hukuman eksternal sebagai kunci dalam menentukan motivasi murid.
Insentif:peristiwa atau stimuli positif atau negatif yang dapat memotivasi perilaku murid,insentif yang dipakai guru di kelas antara lain nilai yang,yang memberikan indikasi tentang kualitas pekerjaan murid,dan tanda bintang atau pujian jika mereka menyelesaikan suatu tugas dengan baik.
ü  Perspektif Humanistis
Menekankan pada kapasitas murid untuk mengembangkan kepribadian,kebebasan untuk memilih nasib mereka.Perspektif ini berkaitan erat  dengan hierarki kebutuhan maslow.Menurut maslow kebutuhan individual harus dipuaskan dalam urutan kebutuhan tertinggi hingga terendah,yaitu:
-          Fisiologis :lapar,haus,tidur
-          Keamanan:bertahan hidup,seperti perlindungan dari perang dan kejahatan
-          Cinta dan rasa memiliki:keamanan,kasih sayang,dan perhatian dari orang lain.
-          Harga diri:menghargai diri sendiri
-          Aktualisasi diri :realisasi potensi diri.
ü  Perspektif Kognitif
Menekankan arti penting dari penentuan tujuan,perencanaan,perencanaan dan monitoring   kemajuan menuju suatu tujuan.
Perspektif behavioris memandang motivasi murid sebagai konsekuensi dari insentif eksternal,sedangkan perspektif kognitif  berpendapat bahwa tekanan eksternal seharusnya tidak berlebih-lebihan.
Perspektif kognitif sesuai dengan gagasan R.W.white tentang konsep motivasi kompetensi,yaitu ide bahwa orang termotivasi untuk menghadapi lingkungan mereka secara efektif,menguasai dunia mereka,dan memproses informasi secara efisien.
ü  Perspektif Sosial
Kebutuhan afiliasi atau keterhubungan adalah motif untuk berhubungan dengan orang lain secara aman yang membutuhkan pembentukan,pemeliharaan dan pemulihan hubungan personal yang hangat dan akrab.kebutuhan afiliasi murid tercermin dalam motivasi mereka untuk menghabiskan waktu bersama teman,kawan dekat,keterikatan mereka dengan orang tua,dan keinginan untuk menjalin hubungan positif dengan guru.
·         Motivasi untuk meraih sesuatu
ü  Motivasi Ekstrinsik dan Intrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan).Misalnya,murid mungkin belajar keras menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Sedangkan,
Motivasi Intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri.Misalnya,murid mungkin menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu.
Determinasi diri dan pilihan personal,dalam pandangan ini murid percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri,bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal.Misalnya,dalam sebuah studi,murid sains di SMA yang diajak untuk mengorganisir sendiri eksperimen mereka akan lebih perhatian dan berninat terhadap praktik laboratorium ketimbang murid yang diharuskan mengikuti instruksi dan aturan guru yang ketat.
Pengalaman optimal itu kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu menguasai dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas.
Imbalan Ekstrinsik dan Motivasi Intrinsik
Imbalan eksternal dapat berguna untuk mengubah perilaku.Akan tetapi,dalam beberapa situasi imbalan atau hadiah dapat melemahkan pembelajaran.Dua kegunaannya adalah sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas,dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku murid,dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian.

Pergeseran developmental dalam motivasi ekstrinsik dan intrinsik
Dalam sebuah studi riset,penurun motivasi intrinsik terbesar dan peningkatan motivasi ekstrinsik terbesar terjadi diantara grade enam dan tujuh.Dalam studi lain,saat murid naik dari grade enam sampai delapan,makin banyak murid yang mengatakan bahwa sekolah itu membosankan dan tidak relevan.Akan tetapi,dalam studi ini,murid yang termotivasi secara intrinsik berprestasi jauh lebih baik ketimbangan mereka yang termotivasi secara ekstrinsik.
Proses kognitif lainnya
Empat proses lainnya yang terlibat dalam memotivasi murid untuk belajar,yaitu:
1)      Atribusi
Menyatakan bahwa dalam usaha mereka memahami perilaku atau kinerjanya sendiri,orang-orang termotivasi untuk menemukan sebab-sebab yang mendasarinya.Atribusi adalah sebab-sebab yang dianggap menimbulkan hasil.Dalam satu cara,teoretisi atribusi mengatakan,”Murid adalah seperti ilmuwan intuitif,berusaha menjelaskan sebab-sebab di balik apa yang terjadi”.
            Bernard weiner mengidentifikasi tiga atribut kausal,yaitu:
-          Lokus :Perse[si murid tentang kesuksesan atau kegagalan sebagai akibat dari faktor internal atau eksternal yang memengaruhi harga diri murid.
-          Stabilitas :persepsi murid terhadap stabilitas dari suatu sebab yang memengaruhi ekspektasi kesuksesannya.
-          Daya kontrol : persepsi murid tentang daya kontrol atas suatu sebab berhubungan dengan sejumlah hasil emosional seperti kemarahan,rasa bersalah,rasa kasihan dan malu.
2)      Motivasi untuk menguasai keahlian
Berhubungan erat dengan ide tentang motivasi intrinsik dan atribusi adalah konsep motivasi penguasaan (mastery motivation).Para periset menyebut penguasaan ini sebagai salah satu dari tiga tipe orientasi prestasi:penguasaan,tak berdaya,dan kinerja.
3)      Self efficacy (keyakinan pada diri sendiri)
Keyakinan bahwa seseorang dapatbmenguasai situasi dan memproduksi hasil positif,self efficacy merupakan faktor penting yang memengaruhi prestasi murid.Murid dengan self efficacy rendah mungkin menghindari banyak tugas belajar,khususnya yang menantang dan sulit,sedangkan murid dengan level self efficacy tinggi mau mengerjakan tugas tugas seperti itu.Murid dengan self efficacy tinggi lebih mungkin untuk tekun berusaha menguasai tugas pembelajaran ketimbang murid yang berlevel rendah.
4)      Penentuan tujuan,perencanaan,dan monitoring diri
Para periset telah menemukan bahwa self efficacy dan prestasi akan meningkat jika murid menentukan tujuan jangka pendek yang spesifik dan menantang.Tujuan non spesifik adalah seperti :”Aku ingin sukses.” Tujuan yang lebih konkret dan spesifik adalah seperti :”Aku ingin mendapat IP 4 semester ini”.



            

Rabu, 22 Maret 2017

Psikologi Pendidikan dan Ruang Lingkup

Kali ini saya akan memposting berkaitan materi kuliah psikologi pendidikan, semoga dapat bermanfaat untuk teman-teman yang membacanya :)
SELAYANG PANDANG PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Psikologi pendidikan adalah cabang ilmu psikologi yang mengkhususkan diri pada cara memahami pengajaran dan pembelajaran dalam lingkungan pendidikan.
Latar Belakang Historis
William James (1842-1910) memberikan serangkaian kuliah yang betajuk “Talks to Teacher”. Dalam kuliah ini ia mendiskusikan aplikasi psikologi untuk mendidik anak. James mengatakan bahwa eksperimen psikologi dilaboratorium sering kali tidak bisa menjelaskan kepada kita bagaimana cara mengajar anak secara efektif. Dia menegaskan pentingnya mempelajari proses belajar dan mengajar dikelas guna meningkatkan mutu pendidikan.
John Dewey (1859-1952) dia menjadi motor pergerak untuk mengaplikaskan psikologi ditingkat praktis. Membangun laboratorium psikologi pendidikan pertama di AS pada tahun 1894. Kita banyak mendapat ide penting darinya. Pertama, anak sebagai pembelajar aktif (activ learner). Dewey percaya bahwa anak-anak akan belajar dengan lebih baik jika mereka aktif. Kedua, pendidikan seharusnya difokuskan pada anak secara keseluruhan dan memperkuat kemampuan anak untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Ketiga, semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang selayaknya.
E. L. Thorndike (1874-1949) memberi banyak perhatian pada penilaian dan pengukuran dan perbaikan dasar-dasar belajar secara ilmiah. Dia ahli dalam melakukan study belajar dan mengajar secara ilmiah. Thorndike mengajukan gagasan bahwa psikologi pendidikan harus punya basis ilmiah dan harus berfokus pada pengukuran.
Mengajar: Antara Seni dan Ilmu Pengetahuan
Bidang psikologi pendidikan banyak mengambil sumber dari teori dan riset psikologi yang lebih luas. Psikologi pendidikan juga banyak memanfaatkan teori dan riset yang disusun dan dilakukan langsung oleh para ahli psikologi pendidikan, dan dari pengalaman praktis para guru. Ahli psikologi pendidikan juga mengakui bahwa mengajar terkadang harus mengabaikan saran-saran ilmiah, tetapi menggunakan improvisasi dan spontanitas. Tujuan psikologi pendidikan adalah memberi anda pengetahuan riset yang dapat secara efektif diaplikasikan untuk situasi mengajar.
Cara Mengajar yang Efektif
Guru harus menguasai beragam perspektif dan strategi, dan harus bisa mengaplikasikannya secara fleksibel. Hal ini membutuhkan dua hal utama :
1.      Pengetahuan dan keahlian profesional dan,
2.      Komitmen dan motivasi.

1)      Pengetahuan dan keahlian profesional
Guru yang efektif memiliki strategi pengajaran yang baik dan didukung oleh metode penetapan tujuan, rancangan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari beragam latar belakang cultural. Mereka juga memahami cara menggunakan teknologi yang tepat guna didalam kelas.

-          Penguasaan Materi Pelajar
Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Penguasaan membutuhkan pengetahuan tentang dasar-dasar pengorganisasian materi, mengaitkan berbagai gagasan, cara berfikir dan ber argumen, dan kemampuan untuk mengaitkan suatu gagasan dari suatu disiplin ilmu ke disiplin ilmu lainnya.

-          Strategi Pengajaran
Prinsip konstruktivisme menekankan agar individu secara aktif menyusun dan membangun pengetahuan dan pemahaman.

-          Penetapan Tujuan dan Keahlian Perencanaan Instruksional
Guru yang efektif tidak sekedar mengajar dikelas, mereka harus menentukan tujuan pengajaran dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu. Mereka juga harus menyusun rencana instruksional, meng organisasikan pelajaran agar murid meraih hasil maksimal dari kegiatan belajarnya.
-          Keahlian Manajemen Kelas
Agar lingkungan belajar yang kondusif, guru perlu senantiasa meninjau ulang strategi penataan dan prosedur pengajaran, pengorganisasian kelompok, monitoring, dan mengaktifkan kelas, serta menangani tindakan murid yang mengganggu kelas.

-          Keahlian Motivasional
Guru yang efektif punya strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berfikir kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.

-          Keahlian Komunikasi
Keahlian dalam berbicara, mendengar, mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi non verbal dari murid, dan mampu memecahkan konflik secara konstruktif.

-          Bekerja Secara Efektif dengan Murid dari Latar belakang Cultural yang Berlainan
Guru yang efektif mendorong murid untuk menjalin hubungan positif dengan murid yang berbeda, memikirkan cara agar upaya itu berhasil, membimbing murid untuk berfikir secara kritis tentang isu cultural dan etnis, menanamkan sikap saling menerima dan bertindak sebagai mediator.

-          Keahlian Teknologi
Guru yang efektif tau cara menggunakan komputer dan cara mengajar murid untuk menggunakan komputer untuk menulis dan berkreasi. National Educational Technology Standart atau NETS sedang mengembangkan :
·         Standar landasan teknologi untuk murid, yang mendeskripsikan apa yang harus diketahui oleh murid tentang teknologi dan tentang apa yang dapat dilakukan dengan teknologi tersebut.
·         Standar penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar, yang mendeskripsikan bagaimana teknologi harus dipakai dalam kurikulum untuk mengajar, belajar dan manajemen instruksional.
·         Standar pendukung teknologi pendidikan , yang mendeskripsikan sistem, akses, pengembangan staf dan perangkat pendukung yang dibutuhkan.
·         Standar untuk penilaian murid dan evaluasi penggunaan teknologi.
2)      Komitmen dan Motivasi

Komitmen dan motivasi dapat membantu guru yang efektif untuk melewati masa-masa yang sulit dan melelahkan dalam mengajar. Guru yang efektif juga punya kepercayaan diri terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan motivasi mereka. 

Sabtu, 18 Maret 2017

Implikasi Tahapan Perkembangan Terhadap Pendidikan

Kelompok 5 Pendidikan

Implikasi Tahapan Perkembangan dengan Pendidikan

      I.            Masa Kanak-Kanak Awal (prasekolah)
·         Dimulai dari umur 2-6 tahun
·         Banyak bereksplorasi, dimana adanya proses meniru oranglain
·         Masa bermain
·         Perkembangan Kognitifnya berada di tahap Praoperasional
·         Perkembangan Moral berada di tahap Prakonvensional
Tahap 1           : Orientasi Hukuman (2-4 tahun)
Tahap 2           : Orientasi Ganjaran (4-6 tahun)
·         Pemikirannya bersifat egosentris

Implikasinya    :
            Menurut Frank dan Teresa Caplan ada 16 manfaat bermain, yaitu membantu pertumbuhan dan perkembangan, merupakan kegiatan yang disukai, menawarkan kepada anak kebebasan untuk bertindak mandiri, memberikan dunia imaginer untuk anak, memberikan berbagai petualangan, memberikan kesempatan untuk mengembangkan bahasa, merupakan kekuatan untuk hubungan antar pribadi, kesempatan untuk menguasai keterampilan fisik diri sendiri, mengembangkan minat dan konsentrasi, merupakan cara anak memeriksa dunia materi, belajar berperan sebagai orang dewasa, merupakan sarana belajar yang dinamik, mempertajam pertimbangan, bermain dapat distrukturkan secara akademik, bermain dapat memberikan gairah hidup, dan mengandung unsur esensial untuk mempertahankan kehidupan umat manusia.
            Dalam mengatur strategi untuk proses pendidikan anak pada tahap ini, perlu diatur sebuah jadwal yang nantinya akan menjadi sebuah kebiasaan karena adanya rasa aman dari proses kegiatan yang dijadwalkan tersebut.
Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan :
1.      Kegiatan belajar di tempat terbuka
Proses pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di dalam ruangan, kadang di tempat terbuka merupakan salah satu hal yang dapat dilakukan pada tahap ini. Kegiatan ini umumnya membantu melatih gerakan-gerakan otot-otot besar maupun halus. Memanjat, melempar, menendang, meloncat, lari merupakan kegiatan-kegiatan yang melatih otot-otot besar. Selain itu, kegiatan ini juga membantu dalam mengembangkan kemampuan kognitif, sosial maupun emosional. Kegiatan ini hendaknya perlu pengawasan dari orang dewasa.

2.      Kegiatan Seni dan Kreativitas
Menurut Eisner, setiap orang mempunyai kemampuan untuk kreatif, meskipun pada tingkat yang berbeda. Lowenfeld dan Brittain, menyatakan bahwa orang yang kreatif adalah orang-orang yang memiliki motivasi, ingin tahu dan juga imaginasi. Kegiatan seni dapat berupa kegiatan menggambar, seni tiga dimensi seperti kolase sampai patung, membentuk bangunan yang menggunakan pasir, dan balok-balok kayu.
Berbagai manfaat daapat dicapai melalui kegiatan seni, seperti
§  Seni melatih ekspresi diri
§  Seni melatih keterampilan persepsual-motorik (koordinasi mata dan tangan)
§  Seni meningkatkan perkembangan kognisi (memahami, mengorganisasi, menggunakan konsep)
§  Seni meningkatkan perkembangan sosial-emosional

3.      Kegiatan Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial
Contoh kegiatan Ilmu sosial
·         Memahami diri sendiri dan orang lain (secara psikologik maupun fisik)
·         Identifikasi jenis kelamin
·         Memelihara diri (kebersihan, kerapihan)
·         Mengenal keluarga dan hubungan keluarga
·         Mengenal  masyarakat dengan berbagai unsur kehidupannya
Contoh kegiatan Ilmu Alam
·         Belajar mengenal iklim dan musim
·         Belajar mengenal kehidupan tanaman (melakukan pengamatan dengan berkebun)
·         Belajar mengenal kehidupan binatang

4.      Kegiatan Bahasa
·         Suasana kelas hendaknya santai dan merangsang anak untuk bebas berbicara dengan tiap orang
·         Guru menghargai setiap anak dan memberi kesempatan untuk berbicara
·         Guru memanfaatkan setiap kesempatan untuk memperluas pembendaharaan kata, meningkatkan kemampuan merumuskan kalimat dan mendeskripsikan kedian secara beruntun
·         Guru memberi petunjuk yang jelas, ataupun memberi masukan ketika ana-anak menggunakan kata yang keliru
·         Guru ikut berpartisipasi dalam kegiatan anak

5.      Kegiatan Bernyanyi
·         Memilih lagu yang sesuai
·         Memilih lagu yang isinya memiliki sebuah “pesan” untuk pembelajaran anak

6.      Kegiatan Wisata
·         Melihat binatang, tumbuhan
·         Melihat tempat kerja, mesin-mesin peralatan, museum dll

7.      Kegiatan Drama
Berfungsi untuk mengembangkan kognitif, fisik, kreativitas, sosialisasi dan emosi.


    II.            Masa Kanak-Kanak Akhir (tingkat SD)
·         Sejak umur 6 tahun-matang secara seksual
·         Pengaruh dari teman sebaya mulai dominan
·         Perkembangan kognitif berada di tahap Operasional Konkrit
1.      Mampu berpikir logis tentang objek dan kejadian, mampu mengklarifikasi objek
·         Perkembangan moral berada di tahap Konvensional
Tahap 3           : Orientasi “good boy/girl”
Tahap 4           : Orientasi otoritas
·         Perkembangan psikososial berada di tahap Industry vs Inferiority



Implikasinya    :
   Ciri pada masa kelas-kelas rendah(6/7 – 9/10 tahun) :
1.      Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan jasmani dengan prestasi.
2.      Sikap tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional.
3.      Adanya kecenderungan memuji diri sendiri.
4.      Membandingkan dirinya dengan anak yang lain.
5.      Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting.
6.      Pada masa ini (terutama usia 6 – 8 tahun) anak menghendaki nilai angka rapor yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak.
7.      Hal-hal yang bersifat konkret lebih mudah dipahami ketimbang yang abstrak.
8.      Kehidupan adalah bermain. Bermain bagi anak usia ini adalah sesuai yang dibutuhkan dan dianggap serius. Bahkan anak tidak dapat membedakan secara jelas perbedaan bermain dengan bekerja
9.      Kemampuan mengingat (memory) dan berbahasa berkembang sangat cepat dan mengagumkan.
Ciri-ciri pada masa kelas-kelas tinggi (9/10-12/13 tahun) :
1.      Minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret.
2.      Sangat realistik, rasa ingin tahu dan ingin belajar.
3.      Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal atau mata pelajaran khusus sebagai mulai menonjolnya bakat-bakat khusus.
4.      Sampai usia 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas usia ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
5.      Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran tepat mengenai prestasi sekolahnya.
6.      Gemar membentuk kelompok sebaya untuk bermain bersama. Dalam permainan itu mereka tidak terikat lagi dengan aturan permainan tradisional (yang sudah ada), mereka membuat peraturan sendiri.
Usia 9-12 tahun memiliki ciri perkembangan sikap individualis sebagai tahap lanjut dari usia 6-9 tahun dengan ciri perkembangan sosial yang pesat. Pada tahapan ini anak/siswa berupaya semakin ingin mengenal siapa dirinya dengan membandingkan dirinya dengan teman sebayanya. Jika proses itu tanpa bimbingan, anak akan cenderung sukar beradaptasi dengan lingkungannya. Untuk itulah sekolah memiliki tanggung jawab untuk menanggulanginya.

Yang dapat dilakukan:
v  Beberapa ide agar anak-anak yang cenderung visual (belajar melalui penglihatan) dapat belajar dengan lebih baik :
1.      Pilihkan buku dengan gambar yang berwarna-warni, namun bukan buku komik.
2.      Menonton video dan melihat foto.
3.      Membuat kliping dari majalah bekas.
4.      Mewarnai, menggambar dan membuat kolase.
5.      Menghias : ajak anak anda memilih hiasan rumah, kebun, hadiah atau hiasan apa saja.
6.      Gunakan flash card untuk belajar warna, bentuk, pola, huruf dan angka.

  v  Beberapa ide agar anak-anak yang cenderung auditorial (belajar melalui pendengaran) dapat belajar dengan lebih baik
1.      Mendengarkan musik. Cari tahu musik apa yang mereka sukai dan gunakan musik untuk mengatur suasana hati mereka sebelum, saat (sebagai latar belakang) dan sesudah (sebagai hadiah/reward) belajar.
2.      Masukkan musik ke dalam topik yang sedang dipelajari, misalnya irama tertentu untuk mengingat suatu pelajaran. Mereka akan lebih cepat menyerap pelajaran tersebut.
3.      Bicaralah dengan nada tenang dan teratur. Anak-anak auditorial membedakan guru mereka dari nada dan tinggi rendahnya suara para guru.
4.      Berceritalah dalam mengajarkan sesuatu dan gunakan nada yang berbeda untuk menekankan topik tersebut.
  v  Beberapa ide agar anak-anak yang cenderung kinestetik (belajar melalui gerakan)dapat belajar dengan lebih baik:
1.      Menari : gunakan lagu dengan irama yang menyenangkan.
2.      Memasak : biarkan mereka berkreasi dan belajar mengukur, menghitung, membaca sambil mengaduk sesuatu.
3.      Pekerjaan tangan (art & craft) : menggunting, menempel, menggambar, finger painting, membuat sesuatu dengan ’play dough’.
4.      Gunakan metode ’hands-on’ dimana anak harus mecoba melakukan sesuatu sendiri dan bukan hanya menyaksikan demo.
5.      Belajar melalui eksperimen:
Anak Sekolah dasar senang mengeksplorasi setiap hal yang ada disekitarnya. Maka dari itu cara efektif bagi anak umur 6-12 tahun yaitu bereksperimen/bereksplorasi.
Contoh:  Anak diajarkan cara mencampurkan warna,misal warna hitam dicampurkan ke dalam warna putih menjadi abu-abu. Manfaat cara belajar melalui eksperimen ini agar belajar menikmati proses sehingga kreativitas dan rasa ingin tahunya lebih berkembang
6.      Menggunakan metode mengajar secara kontekstual
Ini sebuah pembelajaran yang terdiri dari beberapa kegiatan bertanya, inkuiri, pemodelan, refleksi serta penilaian.
Metode ini bermanfaat agar anak mampu berfikir kreatif dengan membangun sendiri materi yang akan mereka dapatkan
7.      Menggunakan metode collaborative learning
Belajar kolaboratif merupakan kegitan kelompok yang bekerja sama untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan bersama. Biasanya anak berumur 6-12 tahun lebih senang untuk melakukan tugas atupun bermain secara bersama-sama oleh teman sebayanya. Karena itu metode ini sangat membantu agar pembelajaran mereka tepat.

8.    Memberikan contoh nyataCara belajar efektif untuk anak sd kelas 1 Dan 2 yaitu dengan    meniru. Anak akan melakukan pengamatan pada sesuatu yang menarik. Lalu mereka mulai belajar menirukan apa yg telah dilihatnya.



 III.            Masa Remaja (tingkat SMP & SMA)
·         Usia 11/12 tahun – 18/24 tahun
·         Perkembanga Fisik mengarah kebentuk badan orang dewasa
·         Perkembangan Seksual : mulai aktifnya hormon seksual (menarche dan polutia)
·         Perkembangan Heteroseksual, yaitu sudah mulai tertarik dengan lawan jenis
·         Perkembangan Emosional : emosi tidak stabil, berubah-ubah dan cenderung meledak-ledak ketika marah
·         Perkembangan Kognitif berada di tahap Operasional Formal
Mampu berpikir logis, menaruh perhatian tentang masa depan, konsep ideologis, dan membuat hipotesis
·         Pola pikir cenderung egosentris
·         Perkembangan psikososial berada di tahap pencarian identitas diri yaitu Identity vs Role Confussion
·         Perkembangan Moral, biasanya berada di tingkat Konvensional, namun sebagian berada ditingkat Postkonvensional
Tahap 5           : Orientasi Kontrak Sosial
Tahap 6           : Orientasi Asas Etis

Implikasinya    :
Cara belajar yang baik untuk anak SMP & SMA bisa dengan cara :
1.      Belajar Kelompok
Sekarang ini anak anak remaja lebih suka menghabiskan waktu bersama dengan teman temannya. Kebanyakan juga anak sekolah lebih suka mengerjakan tugas atau sesuatu bersama sama dengan teman teman. Cara ini terhitung efektif karena dengan ini setiap dari mereka pasti akan saling bertukar informasi dan dapat menyelesaikan soal yang tingkat kesulitannya tinggi.

2.      Sebelum belajar baca materi dan lihat garis besarnya
Membaca buku sebelum memulai pembelajaran sangatlah efektif. Karena setiap siswa akan lebih mudah menangkap pelajaran tersebut. Namun, adakala ketika membaca materi tersebut ada hal yang tidak kita mengerti. Fungsi dari membaca bukanlah untuk mengerti semua materi. Akan tetapi untuk memahami apa yang sebenarnya dipelajari. Dengan meliihat Subjudul, Keterangan gambar, dan ringkasan yang ada. dengan begitu sudah pasti akan lebih efektif cara belajar nya.

3.      Buatlah catatan dari bahan pelajaran
Sangat akan terbantu sekali jika setiap pembelajaran membuat ringkasan atau catatan. hal ini akan sangat berguna sekali. dan tentu saja kamu juga harus membaca kembali catatan yang sudah kamu buat. Nah kalo boleh, buatlah catatan nya di buku kecil yang bisa dibawa kemana mana.

4.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui kegiatan – kegiatan yang positif.

5.      Belajar lah Mengulangi setiap materi
Ketika kita telah membuat sebuah catatan, membaca materi sebelum masuk kelas tapi kalo belum mempelajri ulang pelajaran itu, maka semuanya akan sia sia. karena pelajaran tersebut belum masuk ke long term memori. sebaiknya ketika sudah sampai dirumah, baiknya membaca kembali pelajaran yg di sekolah. dengan begitu kamu melatih ingatan kamu tentang pelajarannya dan kamu  mulai memasukkan nya kedalam long term memori. dan ketika kamu ujian, kamu tidak akan kesulitan, karena kamu sudah menguasai pelajaran tersebut.

6.      Menerapkana pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individu atau kelompok kecil.
7.      Meningkatkan kerja sama dengan orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa
8.      Tampil mejadi teladan yang baik bagi siswa
9.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab




 

Pandangan Pertama Template by Ipietoon Cute Blog Design